Pemabuk Lebih Jarang Depresi

Alkohol memiliki hubungan yang unik sekaligus rumit dengan perasaan gembira. Sering kali kita minum minuman yang mengandung alkohol untuk merayakan keberhasilan. Namun, karena alkohol berkhasiat sebagai anti-depresan, alkohol justru mengakibatkan sensasi ketiadaan emosi. Tidak mengejutkan, ada penelitian tentang hubungan antara depresi dan konsumsi alkohol.

Meskipun tidak terlalu jelas mana faktor yang lebih dulu hadir, apakah itu depresi atau minum alkohol. Namun, jika alkohol bisa membuat  depresi, apakah hal itu bisa berarti tanpa alkohol hidup akan lebih bahagia? Studi baru mengungkapkan sebaliknya. Faktanya, orang yang tidak pernah mengkonsumsi alkohol justru punya risiko signifikan terserang depresi dan kepanikan tiba-tiba, dibandingkan dengan mereka yang suka mengkonsumsi alkohol secara teratur.

Studi yang telah dipublikasikan dalam Jurnal "Addcited" tersebut melakukan riset terhadap lebih dari 38.000 orang di Norwegia. Tim peneliti yang dipimpin oleh Jens Christoffer Skogen dari Universitas Bergen di Norwegia, menayakan para partisipan seberapa sering mereka mabuk dalam dua minggu terakhir. Tim peneliti juga menanyakan pertanyaan bervariasi untuk mengukur tingkat depresi dan kepanikan, Orang-orang yang ada dalam lima persen teratas peminum berat menyatakan tidak mengetahui atau mengalami gejala kepanikan. Justru mereka yang tidak minum yang berisiko tinggi terkena depresi, lebih tinggi dari peminum berat.

Mengapa demikian? Satu alasan dari sampel partisipan yang bukan peminum alkohol mempunyai penyakit bawaan seperti Osteoarthritis dan Fibriomyalgia dan orang yang sakit keras atau kronis terlihat lebih melankolis. "Beberapa orang menganggap lebih sehat jika tidak mengkonsumsi alkohol," kata Skogen -yang menyatakan demikian adalah orang-orang yang punya sakit kronis.

Lalu, beberapa orang yang tak mengkonsumsi alkohol sebenarnya mantan pemabuk berat -hal itu membuat mereka mengalami stress lebih banyak dari yang lain, sekitar 14% sampel memenuhi kategori ini. Penjelasan terkuat, orang yang tidak mengkonsumsi alkohol memiliki sedikit teman dekat dibandingkan pemabuk, walaupun mereka berusaha berpartisipasi lebih banyak dalam kegiatan sosial. Mereka seperti memiliki kesulitan menjalin ikatan pertemanan yang erat. Jadi, apa berarti kita harus mengkonsumsi alkohol? Mungkin. Namun Skogen tidak percaya studinya ini bisa membuat orang mulai mengkonsumsi alkohol.